Kamis, 22 Agustus 2013
Menikmati Soto Banjar di Tepi Sungai
Menyusuri Sungai Martapura, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
menggunakan "klotok" (angkutan kota di perairan) seraya menikmati
kuliner khas setempat, soto banjar merupakan salah satu kegiatan wisata
yang belakangan ini kian digandrungi.
"Menikmati kuliner sambil
menyaksikan pemandangan Sungai Martapura dengan aneka budaya sungainya,
tak terasa sepiring soto ditambah 10 tusuk sate ayam ludes dimakan,"
kata seorang wisatawan, Aprizal warga Berland, Jakarta Timur, yang
datang ke Banjarmasin bersama istri dan seorang putrinya.
Menurut
Aprizal, biasanya dia makan tak pernah sebanyak itu, tetapi di tengah
suasana yang menyenangkan seperti itu ditambah lezatnya soto membuat
makan menjadi lahap.
Belakangan ada kecendrungan wisatawan
menikmati wisata susur sungai sambil menikmati berbagai kuliner khas
kota yang berjuluk "Kota Seribu Sungai" tersebut. Mereka datang ke
Banjarmasin baik perorangan maupun grup kemudian mendatangi
warung-warung kuliner. Setelah itu menyewa sebuah klotok lalu bepergian
susur sungai selama satu jam atau lebih sambil makan dan minum di dalam
angkutan sungai tersebut.
Seperti pemantauan penulis di rumah makan Soto Abang Amat, Banua Anyar, Selasa (12/3/2013,) begitu banyak wisatawan nusantara memenuhi lokasi yang berada di tepian Sungai Martapura tersebut.
Di lokasi rumah makan yang berada di perkampungan padat penduduk tersebut, wisatawan bisa makan dan minum sambil dihibur kesenian lokal, musik panting. Bahkan pengunjung juga diajak berjoget ria diiringi irama musik panting dengan lagu-lagu berbahasa Banjar.
Embusan angin dan bunyi riak gelombang Sungai Martapura dan suasana lingkungan perairan yang asri menambah keasyikan para pengunjung untuk mencicipi hidangan makanan yang didominasi lontong, telur, dan ayam kampung tersebut.
Dari sekian pengunjung tersebut ada yang lebih memilih menikmati kuliner seraya dihibur musik panting, ada pula yang lebih memilih hidangan dimasukkan ke dalam klotok lalu makan di dalam klotok seraya menikmati wisata susur sungai.
Seperti keluarga Aprizal asal Jakarta ini, memilih makan dan minum di dalam klotok lalu berlayar selama satu jam rute rumah makan Soto Banjar Abang Amat Banua Anyar ke lokasi kawasan wisata sungai Siring Tendean pusat kota Banjarmasin pulang-pergi.
Selama perjalanan sungai tersebut, wisatawan bisa menyaksikan aneka budaya sungai, seperti warung-awrung terapung, rumah terapung, industri terapung, dan suasana Kota Banjarmasin di pinggir sungai.
Pengunjung bisa menyaksikan budaya lainnya dimana warga setempat berada di "lanting" (tempat khusus mandi dan cuci di atas sungai) mandi, mencuci, sikat gigi. Ada pula warga yang asyik memancing, mencari kerang sungai, atau menyaksikan sekumpulan anak-anak sedang berenang ke sana-kemari dan bermain di permukaan air.
Memang di Banjarmasin, banyak rumah penduduk halamannya tidak menghadap ke daratan, tetapi menghadap ke sungai, karena tak punya halamann daratan, anak-anak yang suka bermain, merekapun terpaksa bermain di air.
"Tarif klotok rute Banua Anyar-Siring Tendean hanya Rp 100.000 tetapi bila rute lebih jauh seperti Banua Anyar-Pasar Terapung, Banua Anyar-Pulau Kembang sebesar Rp 200.000," kata Rahmadi, pemilik klotok yang mangkal di kawasan tersebut.
Terdapat sekitar sepuluh buah klotok mangkal dan yang siap melayani rute wisata susur sungai di rumah makan Soto Amang Amat tersebut.
Di Banjarmasin selain rumah makan Soto Abang Amat masih ada beberapa lokasi untuk penikmat kuliner seraya wisata susur sungai, seperti rumah makan Soto Bawah Jembatan, rumah makan Yana Yani di Sungai Jingah, atau rumah patin, Pasar Lima.
Tags: Kalimantan Selatan , Kuliner , Soto , Soto Banjar , Sungai
0 Responses to “Menikmati Soto Banjar di Tepi Sungai”
Posting Komentar