Kamis, 22 Agustus 2013
Tugu Nol Kilometer, Titik Paling Barat Indonesia
Kamis, 22 Agustus 2013 by Bajalanan
|
Tugu
Nol Kilometer RI atau biasa disebut Monumen Kilometer Nol merupakan
sebuah penanda geografis yang unik. Hal ini berkaitan sebagai simbol
perekat Nusantara dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua. Tugu ini
bukan saja menjadi penanda ujung terjauh bagian barat di Indonesia
tetapi juga menjadi objek wisata sejarah bagi wisatawan domestik maupun
mancanegara.
Datanglah
ke ujung barat Indonesia ini untuk menapakkan kaki Anda di atas titik
kilometer nol yang terbuat dari semen berbentuk lingkaran berdiameter 50
centimeter. Berdirilah di atasnya lalu abadikan fakta historis yang
sifatnya pribadi itu.
Lokasi
tugu ini terletak di areal Hutan Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih
Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5 km dari Iboih. Letaknya di
sebelah barat kota Sabang sekitar 29 kilometer atau memakan waktu
sekitar 40 menit berkendaraan.
Pesona
alam di sepanjang perjalanan menuju tempat ini akan memberikan kesan
menakjubkan dan pengalaman menelusuri jalurnya dapat menggetarkan
sanubari. Selain itu selama perjalanan menuju Monumen Kilometer Nol Anda
dapat melihat hewan liar seperti kera yang senantiasa menunggu
diberikan makanan oleh pengunjung.
Pemandangan
dari atas tugu ini sungguh sangat menawan dimana membentang laut biru
yang seakan tak terbatas. Dengan menyambangi tempat ini Anda pun bisa
mendapat sertifikat dari agen penjalanan resmi mana pun
di Sabang sebagai bukti pernah berdiri di titik nol kilometer Indonesia.
Tugu
kilometer Nol adalah sebuah bangunan setinggi 22,5 meter dengan bentuk
lingkaran berjeruji. Bagian tugu dicat warna putih dan bagian atas
lingkaran menyempit seperti mata bor. Puncak tugu ini terdapat patung
burung garuda menggenggam angka nol dilengkapi prasasti marmer hitam
yang menunjukkan posisi geografis.
Tugu
adalah simbol pengenang dimana arti pentingnya justru sering kali
terlupakan dan bahkan diremehkan dengan cara tidak menjaga keutuhannya.
Di
lantai pertama monumen terdapat sebuah pilar bulat dan terdapat
prasasti peresmian tugu yang ditandatangani Wakil Presiden Try Sutrisno
di Banda Aceh, pada 9 September 1997. Di lantai kedua terdapat sebuah
beton bersegi empat dimana tertempel dua prasasti yaitu prasasti pertama
ditandatangani Menteri Riset dan Teknologi/Ketua BPP Teknologi BJ.
Habibie, pada 24 September 1997.
Dalam
prasasti itu bertuliskan tentang penetapan posisi geografis KM-0
Indonesia itu diukur para pakar BPP Teknologi dengan menggunakan
teknologi Global Positioning System (GPS). Prasati kedua menjelaskan
posisi geografis tempat ini yaitu 05 54" 21,99 Lintang Utara - 95 12"
59,02" Bujur Timur.
Memang
tugu ini dipancangkan tak persis di garis terluar sisi barat. Segalanya
harus diperhitungkan sesuai kondisi yang memungkinkan secara teknis.
Bukan berarti tak mengindahkan kecanggihan teknologi dan kondisi ideal
untuk menetapkan dimana seharusnya Tugu Kilometer Nol ini berdiri.
Bahkan di Amerika pun sebagai contoh, titik nol kilometer paling selatan
ditetapkan di Key West, walau bukan tepat di sisi paling selatan.
Data
teknis berdirinya tugu ini tertoreh di atas lempeng batu granit yang
menyebutkan “Posisi Geografis Kilometer 0 Indonesia, Sabang. Lintang:
05o 54’ 21.42” LU. Bujur: 95o 13’ 00.50” BT. Tinggi: 43.6 Meter (MSL).
Posisi Geografis dalam Ellipsoid WGS 84.”
Sabang Nol Kilometer Indonesia
|
Kata-kata
didapatkan Presiden Soekarno dari ucapan seorang perwira Belanda
bernama Jendral J.B. van Heutsz yang saat itu mengklaim kemenangannya
dalam Perang Aceh tahun 1904 dengan slogannya “Vom Sabang tot Merauke”,
dua kota di ujung barat dan timur Indonesia. Kebanggaan itu terus
berakar, menanamkan kesan yang kuat bahwa batas barat negara Indonesia
ialah Kota Sabang dan di sisi timurnya ialah Merauke.
Sebenarnya
secara teknis, pulau sisi paling barat Indonesia ialah Pulau Lhee Blah,
yaitu pulau kecil di sebelah barat Pulau Breuh. Hal ini sama terjadi
dengan pulau paling selatan yaitu Pulau Rote, walau secara teknis Pulau
N’dana ialah pulau paling selatan di Indonesia.
Transportasi
Pelabuhan
Balohan, 10 kilometer dari Kota Sabang terhubung dengan Pelabuhan Ulee
Lheue di Banda Aceh. Dua buah kapal feri beroperasi setiap harinya
menyebrangi lautan sekitar 2 jam dan dibantu satu buah feri cepat, KM.
Pulo Rondo yang menyebrangi selat selama 45 menit. Ongkosnya tak mahal,
yakni sekitar Rp60.000,00 per orang untuk feri cepat.
Petin
Layeu, Pantai Kasih, Wisata Bahari Iboih, Wisata Bahari Pantai Gapang,
dan Taman Laut Pulau Rubiah merupakan beberapa daya tarik wisata lainnya
yang bisa dikunjungi selama Anda berlibur di Pulau Weh.
Kuliner
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Tugu Nol Kilometer, Titik Paling Barat Indonesia”
Posting Komentar