Jumat, 23 Agustus 2013

Tari Caci, Tari Perang Dari Flores

Dua pria tegap berdiri saling berhadapan. Satu memegang cambuk, yang lain bersiap menangkisnya. Didahului dengan seorang pemuda yang tampak bernyanyi menantang pria dari kelompok lawan. Tantangan itu disambut senandung dari kelompok sebelah. Pemuda dari kelompok yang ditantang maju dengan gerakan tarian. Tanga, kepala, dan kakinya bergerak seirama lagu yang diamainkan.
Cetaarr!!Suara cambuk atau pecut menyalak mengenai tubuh pria di depannya. Luka memerah terlihat pada bagian tubuh yang terkena sabetan cambuk tersebut. Pemuda tadi balas memecut. Tapi, sang lawan pandai berkelit, serangannya membentur tameng. Sekali lagi, cetaar!... kali ini, serangan pemuda yang terluka itu mengenai sasaran. Anehnya, tidak tampak rasa kesakitan pada wajah lawan meski sabetan pecut begitu keras. Hahaha… justru gelak tawa dan sorak-sorai membuncah mengiringi adegan menegangkan tersebut.
Itulah tari Caci. Sebuah tarian perang khas Manggarai di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang melambangkan simbol kepahlawanan dan keperkasaan. Tarian ini memang melibatkan dua orang pria. Yang satu bertindak sebagai penyerang dan pihak lain harus bertahan atau penangkis serangan. Terdapat dua kelompok yang saling berhadapan dengan masing-masing beranggotakan delapan orang.
“Caci adalah permainan rakyat yang biasa dilakukan pada upacara adat atau upacara kenegaraan. Caci sendiri berasal dari kata “ca” yang atinya satu dan “ci” yang berarti uji. Atau bisa diterjemahkan menjadi menguji ketangkasan satu lawan satu,” ujar Lambertus Jeharu, yang merupakan salah seorang tetua adat di daerah Manggarai Barat. Pagelaran tarian Caci kali ini berlangsung untuk mmeriahkan acara Komodo Karnaval pada 17-18 November 2012.
“Luka seperti ini sudah biasa. Nanti setelah diolesi kapur sirih, dua-tiga hari juga sembuh,” ujar salah seorang pemain tarian Caci.
Konon bagian tubuh yang terkena cambuk akan menjadi penanda penting. Jika bagian punggung yang terkena cambuk, itu tandanya panen akan menjanjikan. Darah yang keluar dari luka cambukan merupakan persembahan kepada leluhur untuk kesuburan tanah.
Dalam perkembangannya, Caci biasanya diadakan pada saat upacara pembukaan lahan baru, upacara penyambutan tamu dan saat hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Hanya Pria Pilihan
Tidak semua orang Manggarai layak menjadi peserta Caci. Selain harus pria, persyaratan lain adalah mahir memukul lawan, terampil menangkis seragan, berbadan atletis, luwes dalam melakukan gerak tari, juga dapat menyanyikan lagu daerah. Permainan Caci ini juga dijadikan pelajaran berharga bagi anggota suku Manggarai dalam mengendalikan emosi.
Maklum, meski saling mencambuk, tata krama dan sopan santun dalam gerakan di arena tetap dilakukan. Para pemain tetap memberi hormat pada lawan setiap beradu.
Sebelum Caci dilangsungkan, sebuah pemanjatan nyanyian bernama kelong dialunkan sebagai panggilan kepada arwah para leluhur . Saat kelong dilantunkan, dan tandak atau danding mengikuti, maka Caci harus dilaksanakan. Tidak ada kelong tanpa Caci dan sebaliknya.
Dalam penuturan para orang tua Manggarai, di masa lalu, beberapa penari Caci bahkan mengalami kondisi beke atau rowa yang parah, seperti biji mata yang jatuh ke tanah. Para tetua adat meyakini , kondisi ini disebabkan oleh sikap si petarung yang melupakan adat, atau tidak menghormati tradisi, atau juga melanggar ketentuan-ketentuan adat.
Asal Mula Tari Caci
Masyarakat Manggarai percaya dengan cerita asal mula tariam Caci. Dahulu ada dua orang kakak beradik dan seekor kerbau milik mereka yang berjalan melintasi padang rumput. Si adik tiba-tiba terjerumus ke dalam sebuah lubang yang membuat sang kakak panik dan berusaha menarik adiknya. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali dengan menyembelih kerbau miliknya lalu diambil bagian kulitnya sebagai alay untuk menarik sang adik. Upaya tersebut berhasil, dan sang adik berhasil diselamatkan. Maka untuk merayakan kejadian itu mereka menciptakan permainan Caci sebagai wujud rasa kasih sayang.

Tags: , , , ,

0 Responses to “Tari Caci, Tari Perang Dari Flores”

Posting Komentar

Subscribe

Donec sed odio dui. Duis mollis, est non commodo luctus, nisi erat porttitor ligula, eget lacinia odio. Duis mollis

© 2013 Wisata Indonesia. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks